Monday, November 7, 2011

White Balance dan Pilihannya

Cara mata manusia untuk mempersepsikan cahaya berbeda dengan cara kamera melakukannya. Mata manusia pada umumnya melihat cahaya matahari dan cahaya api lilin serta cahaya dari langit sebagai satu warna, yaitu putih. Hal ini terjadi karena mata manusia dapat menyeimbangkan nilai warna merah, hijau, dan biru untuk menghasilkan warna putih yang netral dengan sendirinya, bahkan tanpa kita sadari. Namun tidak demikian dengan kamera yang membutuhkan bantuan untuk menyeimbangkan ketiga warna tersebut. Penyeimbangan warna merah, hijau, dan biru untuk menghasilkan warna putih yang netral disebut dengan White Balance. White balance merupakan kunci utama untuk menghasilkan warna yang memikat dan menarik.

Apabila kita menganggap cahaya dari matahari sebagai acuan warna putih, maka cahaya lampu bohlam akan terlihat jingga, dan cahaya lilin akan terlihat merah. Sedangkan cahaya dari langit berawan tanpa matahari akan terlihat biru, dan cahaya pada bayangan akan terlihat lebih biru lagi. Perbedaan dalam rona warna pada sumber cahaya ini disebut suhu warna (color temperature) dan dinyatakan dengan satuan fisika bilangan derajat Kelvin. Sumber cahaya yang memiliki suhu warna rendah akan menghasilkan warna kemerahan yang hangat, misalnya lampu bohlam dan lilin. Sedangkan sumber cahaya yang memiliki sumber cahaya yang tinggi akan menghasilkan warna kebiruan yang dingin, misalnya langit biru yang berawan.

Lampu bohlam dan api lilin menghasilkan hasil foto dengan warna putih yang kemerahan. Di sisi lain, langit berawan dan cahaya bayangan menghasilkan warna putih yang kebiruan. Pengaturan white balance berguna untuk menyeragamkan warna putih dalam segala kondisi. Sehingga kertas yang berwarna putih akan tetap berwarna putih saat dipotret dibawah sinar matahari, lampu bohlam, atau langit berawan. Jika warna putih sudah sesuai aslinya, maka warna warna lain pun akan demikian. Sumber cahaya yang berbeda membutuhkan setelan yang berbeda pula untuk menghasilkan hasil foto yang bagus. Berikut merupakan pilihan setelan white balance yang biasa ditemukan pada kamera :

Auto
Pada mode ini kamera menentukan setelan white balance sesuai keadaan secara otomatis. Pada umumnya mode ini sudah dapat menghasilkan hasil foto yang lumayan bagus. Namun seringkali kamera tidak menerjemahkan kondisi pemotretan dengan baik sehingga kita perlu berpindah ke lain mode. Hasil foto dengan mode ini masih terlihat kebiruan pada bayangan, dan terlihat kemerahan pada cahaya lampu bohlam.

Daylight
Masih terlihat biru meskipun pada mode ini kamera menambahkan warna yang hangat. Hasil foto dengan mode ini akan terlihat normal pada pemotretan dibawah sinar matahari langsung. Tapi terkadang hasil foto dengan mode ini juga terlihat masih dingin pada pemotretan outdoor siang hari. Apabila demikian, gunakanlah mode Cloudy.

Cluody
Sedikit lebih hangat daripada mode Daylight. Mode ini ditujukan untuk pemotretan dibawah langit yang berawan. Namun pada kenyataannya mode ini menghasilkan warna yang baik untuk hampir segala kondisi pencahayaan outdoor.

Shade
Menghasilkan warna yang sangat hangat. Pada umumnya digunakan saat pemotretan dibawah bayangan. Juga digunakan saat berada dibawah langit yang mendung. Bisa juga digunakan pada pemotretan outdoor siang hari untuk menghasilkan warna yang memikat.

Tungsten
Menghasilkan warna yang sangat dingin dan kebiruan. Hasil foto dengan mode ini pada pemotretan outdoor akan terlihat sangat dingin dan tidak menarik. Di sisi lain, pemotretan dibawah cahaya lampu bohlam akan terlihat normal dengan setelan mode ini.

Flourescent
Gunakan mode ini apabila dengan mode lain hasil foto terlihat hijau. Juga pada pemotretan dibawah sinar lampu neon. Pada kondisi lainnya mode ini membuat hasil foto menjadi agak keunguan.

Flash
Hampir menyerupai mode Cloudy, namun lebih merah dan cenderung lebih hangat. Gunakan mode ini saat menggunakan flash.

0 comments:

Post a Comment